Majalah

Perjalanan untuk menemukan

2021 10 07

Kidung Paramadita
Seniman
 

Kidung, seorang seniman asal Yogyakarta, membagikan perjalannya dalam mengenal estetika intuitif. Satu tahun belakangan merupakan momen Kidung mengenal konsep estetika intuitif melalui Tatang Elmy Wibowo.

Menilik kembali kiprah Kidung selama setidaknya satu dekade, pekerjaan maupun hidup yang dipilihnya tidaklah jauh dari dunia seni. Mulai dari menjadi aktris, model, penari pernah ia geluti. Setelah 10 tahun melanglang buana, Kidung menyadari bahwa keinginan terbesarnya adalah menjadi seorang seniman. Setahun lalu ia memutuskan untuk menetap di Yogyakarta dan belajar gambar abstrak. Pertemuannya dengan Tatang Elmy Wibowo semakin meyakinkan Kidung untuk tidak hanya belajar gambar abstrak namun juga membuat batik dengan pendekatan estetika intuitif.

Sebelumnya, Kidung terkadang mengalami hambatan dalam mengekspresikan diri dalam bentuk lukisan. Ada saat-saat tertentu ia merasa bahwa karyanya kurang layak dikategorikan sebagai karya. Hal ini tidak terlepas dari lingkungannya yang mayoritas adalah seniman lukis realis. Namun setelah satu tahun mempelajari batik dan pendekatan estetik intuitif, Kidung memperoleh pemahaman baru. Bahwa karya yang indah tidak selalu beraliran realis ataupun aliran seni tertentu lainnya. Karya yang indah bisa saja hanya terdiri atas satu atau dua garis sederhana.

Poin yang terpenting dalam estetika intuitif adalah bagaimana perasaan yang hadir di hati seniman dalam proses pembuatan karyanya. Sebuah karya dapat dikategorikan sebagai estetika intuitif ketika seniman membuat karya tersebut dalam kondisi jiwa dan raga yang baik. Bukan berarti menolak perasaan sedih atau marah yang hadir. Menihilkannya juga bukan hal yang baik, karena sejatinya perasaan manusia bersifat fluktuatif. Ada kalanya kita merasa baik, di lain waktu ada kalanya kita merasa sedih. Tugas kita adalah menyadari dan menerimanya.

Bagi Kidung, estetika intuitif didapatkan melalui berlatih. Tidak hanya berlatih keterampilannya saja, seperti melukis, membatik, tetapi juga melatih kepekaan. Seseorang yang melatih kepekaan dalam melihat pertanda yang dikirimkan semesta cenderung memiliki kesadaran yang lebih baik.

Inilah yang berusaha Kidung implementasikan dalam mendesain koleksi AMRES ART X Kidung. Proses kreatif ini membutuhkan waktu hamper satu tahun. Dimulai dengan memilih desain kain, membatik, mendesain pakaian hingga dirilis. Pada beberapa kesempatan Kidung merasa stagnan dan lelah. Sehingga ia memutuskan untuk berhenti sejenak dengan kesadaran bahwa karya yang baik harus dijalani dengan hati yang legawa. Selaras dengan konsep estetika intuitif, Kidung ingin membagikan rasa dan keyakinan bahwa tiap hal harus diterima sebagaimana mestinya, tiap sudut bisa kita nikmati dan syukuri sama seperti kehidupan ini.